Minggu, 29 Desember 2013

Tugas 5


Buatlah sebuah Paragraf Generalisasi, Analogi, dan Sebab-akibat (kausalitas)

Contoh Paragraf Generalisasi

Untuk memenuhi standar umum pertama sebagai seorang akuntan, seseorang harus lulus Fakultas Ekonomi atau Sekolah tinggi Ilmu Ekonomi Jurusan Akuntansi, dan telah menempuh Ujian Sertifikasi Akuntan Publik. Salah satu jenis Akuntan Publik ialah seorang Auditor. Kegiatan Auditor ialah untuk mengaudit atau memeriksa wajar tidaknya laporan keuangan sebuah perusahaan .

Contoh Paragraf Analogi

Di dalam akuntansi, seorang auditor dan seorang ahli pajak memilik perbedaan, dimana auditor hanya mengumpulkan dan mengevaluasi transaksi-transaksi yang telah terjadi, sedangkan ahli pajak yaitu menghitung tarif pajak berdasarkan dari jenis-jenis pajak yang didapatkan. tetapi keduanya tetap memiliki persamaan yaitu sama-sama masih dalam lingkup akuntansi.

Contoh Paragraf Sebab-akibat (kausalitas)

Ngomongin Korupsi memang tidak akan ada habisnya, seakan menjadi sebuah Fenomena yang tak kan pernah habis ditelan waktu. Sebagai contoh apabila seorang karyawan ingin memiliki gaji yang besar dan ingin cepat mendapatkan kemakmuran hidup, banyak cara yang akan dilakukan seperti mengubah berbagai metode akuntansi untuk melakukan perhitungan apakah perusahaan yang tempat dia bekerja mendapatkan keuntungan yang besar atau dia melakukan manupilasi data perusahaannya. Pada saat seorang auditor mengaudit data perusahaannya maka akan diketahui oleh seorang auditor tersebut keuntungan perusahaan tersebut berasal darimana sehingga semua kecurangan yang dilakukan oleh karyawan tersebut akan ketahuan dan akan menanggung semua resiko atau akibat yang harus ditanggungnya seperti hukum pidana,  rasa malu dan denda.

Tugas 4

Contoh Kerangka Karangan dalam bidang Ekonomi


Topik : Sumber Daya Manusia yang mempunyai andil dalam bisnis ekonomi

1. Permasalahan
   1.1 SDM yang kurang berkualitas
   1.2 Kepemimpinan yang buruk
         1.2.1 Dalam mempertahankan kualitas SDM maupun dalam produksi
   1.3 Saran para karyawan yangkurang diperhatikan
         1.3.1 Pengakuan dari pemimpin yang tidak singkron
   1.4 Lingkungan kerja yang kurang mendukung
         1.4.1 Kurangnya koordinasi antar berbagai elemen perusahaan
         1.4.2 Kurangnya kerja sama antar atasan dan pekerja
               3 Contoh perbedaan pelayanan dalam bisnis
                  3.1 Pelayanan bisnis maskapai penerbangan Virgin
                  3.2 Pelayanan bisnis perusahaan lain
               4 Penyebab bisnis yang gagal
                  4.1 Sifat pemimpin yang buruk
                  4.2 Peraturan yang dibuat memberatkan karyawan
                  4.3 Pemimpin yang tidak dipercaya
                  4.4 Pelayanan yang kurang memuaskan terhadap pelanggan
                  4.5 Contoh bisnis yang gagal dipulau Necker
               5 Kiat keberhasilan dalam bisnis
                  5.1 SDM yang berkualitas
                  5.2 Kepemimpinan yang baik
                  5.3 Terjalinnya kerja sama serta kepercayaan yang baik antara       manajemen dan pekerja
                  5.4 Pelayanan yang memuaskan pelanggan
               6 Contoh bisnis yang sukses
                              6.1 Manajer Virgin Records yang memberikan peringatan keras terhadap pekerjanya serta memberikan kesempatan kedua
                              6.2 Virgin Amerika memberikan kesempatan pada Virgin Active untuk mendirikan dan menjual klub kebugaran yang kini berkembang pesat.

Sabtu, 28 Desember 2013

Penggelapan Pajak: Ditjen Pajak Jemput Paksa "AP"


WE.CO.ID, Jakarta- Penyidik di Kanwil DJP Riau dan Kepulauan Riau, Direktorat Jenderal Pajak menjemput paksa tersangka berinisial “AP”, tersangka kasus pengelapan pajak pada Hari Rabu, 18 Desember 2013 di Pekanbaru Riau.  Kemudian akan dilanjutkan dengan penangkapan dan penahanan dengan bantuan Korwas PPNS Polri.
Tindak pidana perpajakan yang dilakukan oleh “AP”, wajib pajak yang bergerak dalam bidang perdagangan alat-alat elektronik, adalah sangkaan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) tetapi isinya tidak benar. Yaitu dengan cara melaporkan omzet yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya untuk Tahun Pajak 2005 sampai dengan 2008.  Atas perbuatannya tersebut, diperkirakan negara mengalami kerugian sebesar Rp5 miliar. 
Sebelumnya, tersangka “AP” tidak kooperatif terhadap pemanggilan Penyidik Kanwil DJP Riau dan Kepulauan Riau dalam rangka melengkapi keterangan tambahan yang diperlukan oleh Jaksa Peneliti. 
Setelah dua kali tidak memenuhi panggilan Penyidik tanpa alasan, kemudian Penyidik berkoordinasi dengan Korwas PPNS Polri dalam rangka permohonan bantuan membawa dan menghadapkan tersangka “AP” kepada Penyidik Kanwil DJP Riau dan Kepulauan Riau.
Analisis : keberhasilan ini menunjukkan kesungguhan Ditjen Pajak dalam rangka melaksanakan penegakan hukum di bidang perpajakan.  Selain itu, terungkapnya kasus ini diharapkan juga mampu memberikan efek jera (detterent effect) kepada seluruh Wajib Pajak lainnya sehingga kepatuhan Wajib Pajak akan semakin meningkat.


Inilah Proyeksi Terbaru ADB Mengenai Ekonomi Kawasan Asia Pasifik


REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) kembali memangkas prediksi pertumbuhan negara-negara berkembang Asia untuk tahun 2013 dan 2014.  ADB memangkas proyeksi pertumbuhan untuk 45 negara berkembang anggotanya menjadi 6 persen dan 6,2 persen pada 2013 dan 2014.

"Pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Pasifik pada 2013 berada di bawah proyeksi sebelumnya akibat aktivitas lebih moderat dua ekonomi terbesar di kawasan ini dan dampak kekhawatiran atas kebijakan stimulus ekonomi Amerika Serikat," kata kepala ekonom ADB, Changyong Rhee, seperti dilansir BBC, Rabu (2/10).

Dalam laporan terbarunya, ADB juga memperingatkan bahwa pertumbuhan sejumlah negara Asia Tenggara akan terhambat. Pelambatan pertumbuhan tersebut akan dialami Thailand, Indonesia, dan Malaysia akibatnya melemahnya kierja ekspor ketiga negara tersebut.
Analisis : Sebelumnya ADB memproyeksikan angka pertumbuhan ekonomi kawasan Asia sebesar 6,6 persen untuk 2013. Sedangkan pertumbuhan 2014, sebelumnya diproyeksikan 6,7 persen. Langkah ADB tersebut menyusul perkembangan pertumbuhan yang lebih lambat di Cina dan India.

Lima penyebab Indonesia sulit jadi negara maju versi LIPI


Merdeka.com - Pemerintah Indonesia optimis bisa keluar dari jeratan negara berpendapatan menengah (middle income trap). Selama ini, istilah itu disematkan pada bangsa yang mencapai tahapan sejahtera, tapi akhirnya gagal naik kelas jadi negara maju.
Ukuran yang digunakan adalah Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita. Saat ini, PDB per kapita Indonesia berada di kisaran USD 3.592-4.810. Sesuai analisis Lembaga Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), negara ini sudah masuk kategori lower middle income. Sesuai teori, momen 42 tahun mendatang akan jadi tantangan pemerintah.
Jika sumber daya dikelola baik, seharusnya Indonesia dalam setengah abad sudah mencapai taraf negara maju. Kisah sukses itu dapat ditengok dari Korea Selatan. Negeri Ginseng mencapai posisinya sekarang sebagai raksasa ekonomi dalam waktu 15 tahun.
Dari simulasi OECD, Indonesia berpeluang naik kelas jadi negara berpendapatan tinggi pada 2042. Pada masa itu, pendapatan rata-rata penduduk seharusnya Rp 132 juta per tahun.
Pemerintah percaya diri membuktikan simulasi OECD. Ketika membuka seminar di Bali pertengahan bulan lalu, Menteri Keuangan Chatib Basri yakin, Indonesia bisa menghasilkan solusi atas persoalan middle income trap.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa lebih optimis lagi. Dia mengklaim sudah menyiapkan tiga langkah, agar jebakan negara berpendapatan menengah bisa dihindari. Pertama habis-habisan membangun infrastruktur. Disusul menciptakan kemandirian pangan, dan terakhir, memberikan proteksi pada masyarakat miskin, misalnya, kredit usaha rakyat (KUR).
Namun, optimisme pemerintah dikoreksi oleh Pusat Peneliti Ekonomi (P2E) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dari hasil analisis ilmiah, pekerjaan rumah pemerintah menyediakan pondasi perekonomian masih bejibun.
Peneliti LIPI Latief Adam, bahkan lantang menyebut Indonesia sulit jadi negara maju. "Sulit keluar dari middle income trap. Kita sangat sulit beranjak jadi negara maju," ujarnya dalam seminar di Kantor Pusat LIPI, Jakarta, Senin (23/12).
Analisis : Kita harus menekankan peran inovasi dan teknologi, untuk melahirkan keunggulan komparatif yang baik