Sabtu, 04 April 2015

Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga



TUGAS SOFTSKILL
Akuntansi Internasional


“BAB 7 - Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”




KELOMPOK 7
Nama Anggota :
  • Shella Priana Putri                               (26211733)
  • Januar Herdyanto                                (23211789)
  • Setela Winda Elh siana Hardini          (29211293)


Universitas Gunadarma
Fakultas Ekonomi
Tahun 2015

PERTANYAAN DISKUSI

10.  Apa yang dimaksud dengan penyesuaian utang modal, dan apa dasarnya?
 JAWAB :
Penyesuaian utang modal adalah keuntungan pada laba daya beli pemegang saham dari permodalan utang, sekaligus tanda bahwa suatu perusahaan tidak perlu mengakui biaya tambahan dari aset operasional karena dibiayai oleh utang.
Dasarnya adalah pengaruh harga khusus terhadap aset non-moneter perusahaan (misalnya : penyusutan, beban penjualan, dan modal kerja moneter). Penyesuaian utang modal menyatakan bahwa pengeluaran seperti beban penjualan barang dan penyusutan tidak harus dikurangi untuk mengakui biaya penganti dari aset tersebut, selama tidak diperoleh lewat utang. Jika diperoleh lewat utang, maka “laba moneter” yang dihitung dengan indeks harga khusus (bukan umum) pun mestinya mengalami kenaikan.

11.  Apa yang perbedaan antara akuntansi inflasi asing dengan akuntansi inflasi domestik?
JAWAB :
Akuntansi Inflasi Asing adalah Istilah yang menggambarkan berbagai sistem akuntansi yang dirancang untuk memperbaiki masalah yang timbul dari biaya historis akuntansi di hadapan Inflasi. akuntansi perlengkapan Inflasi di Negara-Negara atau mengalami Inflasi Tinggi yang hiperinflasi. Sebagai contoh, di Negara-Negara yang mengalami hiperinflasi Dewan Standar Akuntansi Internasional mengharuskan anak pajak tangguhan Laporan keuanganakan disesuaikan Artikel Baru yang perubahan daya beli artikel baru menggunakan indeks harga.
            Akuntansi Inflasi Domestik adalah inflasi yang sepenuhnya disebabkan oleh kesalahan pengelolaan perekonomian baik disektor riil maupun disektor moneter didalam negeri oleh para pelaku ekonomi dan masyarakat.

12.  Apa yang dimaksud dengan double-dip dalam akuntansi inflasi asing?
JAWAB :
Double dip dalam akuntansi inflasi asing yaitu sebuah resesi yang diikuti dengan sebuah periode pendek pertumbuhan lalu diikuti kembali dengan sebuah resesi yang terjadi karena tingkat pengangguran yang tinggi, krisis utang di Eropa, perlambatan perekonomian di China, industri pasar perumahan yang tertatih – tatih dan harga saham yang semakin menurun, namun, halangan untuk melakukan pemulihan dari sektor luar negeri dan sektor domestik tetap ada.






LATIHAN

10. Ninsuvaan Corporation, anak perusahaan AS di Thailand, memulai dan mengakhiri tahun kalendernya dengan saldo persediaan sebesar BHT500 juta. Nilai tukar dolar/baht per 1 Januari adalah $0,02 = BHT1. Selama tahun berjalan, tingkat harga umum AS naik dari 180 menjadi 198, sedangkan tingkat harga umum Thailand menjadi dua kali lipat. Nilai tukar per 31 Desember adalah $0,015 = BHT1.
Diminta : (SHELLA)
a.       Dengan menggunakan metode translasi temporal, hitunglah setara dolar dari saldo persediaan dengan cara menyajikan ulang ke dalam inflasi Thailand, kemudian mentranslasikannya ke dalam dolar AS.
JAWAB :
[(2,5% per bulan x 12 bulan) / 2] x BHT500.000.000 = BHT 75.000.000
BHT 500.000.000 + BHT 75.000.000 = BHT 575.000.000
BHT 575.000.000 x $0,015 = $ 8.625.000
b.   Ulangi soal (a), namun translasikanlah saldo nominal baht ke dalam dolar sebelum menyajikan ulang ke dalam inflasi AS.
JAWAB :
500.000.000 x $0,02 = $10.000.000
c.    Informasi angka dolar mana yang menurut Anda lebih berguna?
JAWAB :
Sebelum disajikan ulang ke dalam inflasi AS yaitu sebesar $ 10.000.000 karena lebih mudah.
d.    Jika Anda tidak puas dengan kedua hasil di atas, ajukannlah metode yang dapat memberikan informasi yang berguna daripada metode soal (a) dan (b).

JAWAB : -

11. Doosan Enterprises, anak perusahaan AS di Korea Selatan, menerapkan akuntansi FIFO untuk persediaannya. Perusahaan mentranslasikan persediaannya ke dalam dolar pada nilai tukar kini. Persediaan akhir tahun tercatat sejumlah 10.920.000 won. Selama tahun berjalan, biaya pengganti persediaan naik sebesar 20 persen. Informasi inflasi dan nilai tukar adalah sebagai berikut:
Diminta: Berdasarkan informasi ini, hitunglah penyesuaian biaya kini untuk beban penjualan dalam dolar sambil menghindari double-dip inflasi.
JAWAB : ( JANUAR )
  1. Persediaan FIFO per 31 Desember                                                                       10.920.000
  2. Saji ulang baris 1 ke dalam tingkat harga per 1 Januari
      ( 10.920.000 x 100/130 )                                                                                        8.400.000 
  3. Selisih antara nilai persediaan di baris 1 dan 2 merupakan Inflasi
     persediaan FIFO dalam nilai tukar mata uang lokal di tahun berjalan                   2.520.000
 4. Translasikan baris 3 ke dalam dolar per nilai tukar per 1 Januari
     ( 1 won = $0,50 ). Hasilnya adalah beban simulasi LIFO di tahun berjalan           1.260.000
5.  Hitung rugi translasi pada persediaan FIFO (baris 1) yang telah tercermin
    Pada laba “tersaji” :
   a. Translasikan baris 1 ke dalam nilai tukar per 1 Januari (10.920.000x$0,50)        $5.460.000
   b.Translasikan baris 1 ke dalam nilai tukar per 31 Desember(10.920.000x$0,40) $4.368.000
   c. Selisihnya adalah rugi translasi persediaan yang telah tercermin pada saldo
     “tersaji”                                                                                                               $(1.092.000)
6. Saldo bersih baris 4 dan 5c adalah penyesuaian beban penjualan dalam dolar :
  a. Beban simulasi LIFO di baris 4 dalam dolar                                                        $1.260.000
  b. Kekurangan: Rugi translasi persediaan yang telah tercermin dalam saldo “tersaji”
     (dari baris 5c)                                                                                                      $(1.092.000)
  c. Selisihnya adalah biaya-kini penyesuaian penjualan, bersih, dalam dolar $ 168.000

12. Berikut ini adalah neraca akhir tahun Helsinki Corporation, cabang perusahaan Inggris di Finlandia. Informasi relevan mengenai nilai tukar dan inflasi juga diperlihatkan
Neraca Tahun yang Berakhir pada 20x8
Kas                                                      EUR 2.000      Utang jangka pendek              EUR 8.000
Persediaan                                                    8.000      Utang jangka panjang                    25.000
Aset tetap, bersih                                       20.000
Aset lain                                                       5.000      Ekuitas pemilik                                2.000
Total                                                    EUR35.000                                                   EUR 35.000
Informasi Nilai Tukar dan Harga :
            1 Januari          : Indeks harga umum = 300
                                      EUR 1,5 = £1
            31 Desember   : Indeks harga umum = 390
                                      EUR 1,95 = £1
Diminta : Berdasarkan informasi ini, hitunglah penyesuaian moneter untuk pengaruh inflasi asing, tanpa melakukan double-dip (asumsikan bahwa inflasi Inggris dapat diabaikan).
JAWAB : (SETELA)
1. Aset tetap dalam mata uang lokal per 31 Desember                                        EUR 20.000
2. Saldo persediaan FIFO per 31 Desember                                                                   8.000
3. Jumlah baris 1 dan 2                                                                                        EUR 28.000
4. Kurangi dengan saldo bersih per 31 Desember                                                        (5.000)
5. Saldo yang diperoleh adalah “kewajiban terapan”                                                   23.000
6. Translasikan baris 5 ke dalam nilai tukar per 1 januari ( 23.000x1,5 )                    £34.500
7. Hitung laba (rugi) translasi tahun berjalan pada kewajiban terapan dalam £
    yang telah tercermin pada saldo “tersaji” :
  a. Baris 5 dikalikan dengan nilai tukar per 1 Januari ( 23.000x1,5 )                         £34.500
  b. Baris 5 dikalikan nilai tukar per 31 Desember (23.000x1,95)                               £44.850
  c. Selisihnya adalah rugi ranslasi                                                                               £(10.350)
10. Selisih antara baris 8 dan baris 9c adalah biaya kini dari penyesuaian
    Moneter dalam dolar :
  a. Baris 8                                                                                                                 £34.500 cr
  b. Jika baris 9(c) adalah  laba translasi, sajikan sebagai debit untuk membaliknya
  c. Tambahkan baris 10 (a) dan 10 (b). Jika hasilnya kredit, perlakukan sebagai
       tambahan bagi laba “tersaji”                                                                             £(10.350) dr










KASUS 7-2 Icelandic Enterprises, Inc.
Pada tahun 1993, Icelandic Enterprises dimerger di Reykjavik untuk memproduksi dan mendistribusikan kosmetik wanita di Islandia. Seluruh saham tertimbangnya diakuisisi di awal 2001 oleh International Cosmetic, Ltd. (IC), sebuah perusahaan multinasional yang bermarkas di Shelton, Connecticut.
Persaingan antara produsen kosmetik di dalam maupun di Islandia sangat ketat. Akibatnya, Islandic Enterprises (yang kini dimiliki penuh oleh International Cosmetics) menghadapi tekanan untuk memperluas produknya. Hal ini sering mengharuskan perusahaan untuk berinvestasi dengan peralatan baru. Persaingan juga memengaruhi fleksibilitas harga yang ditetapkan perusahaan. Oleh karena tingkat permintaan kosmetik di Islandia bergantung pada harga, Icelandic Enterprises kehilangan penguasaan pasar tiap kali menaikkan harga. Selain itu, Icelandic Enterprises menaikkan harga jualnya sedikit demi sedikit sambil meningkatkan upaya pemasangan iklan dan promosinya, guna mengurangi dampak buruk kenaikan harga terhadap volume penjualan.
            Kebijakan keuangan yang diterapkan International Cosmetics terhadap Icelandic Enterprises dipengaruhi oleh dua pertimbangan utama: inflasi dan devaluasi krona Islandia (ISK) yang berkelanjutan. Untuk menangani keduanya, manajemen di AS berhasrat untuk menutup kerugian investasi dolarnya di Icelandic Enterprises lewat deviden dolar. Jika deviden tidak dimungkinkan, maka manajer Icelandic Enterprises diminta untuk tetap menyatakan investasi ekuitas awalnya krona Islandia. Akibat nilai tukar krona yang labil, seluruh analisis manajemen keuangan dilakukan dalam dolar. International Cosmetics memutuskan dolar sebagai mata uang fungsional Icelandic Enterprises. Di samping itu, International Cosmetics juga menggunakan metode temporal untuk mentranslasikan laporan Icelandic Enterprises yang dinyatakan dalam krona ke dalam aset setara dolarnya. Seluruh aset dan kewajiban moneter ditranslasikan ke dalam dolar menggunakan nilai tukar sekarang. Seluruh pos nonmoneter, kecuali aset yang dibayar menggunakan nilai sekarang, ditranslasikan menggunakan nilai historis. Akun penerimaan dan pengeluaran ditranslasikan pada nilai tukar rata-rata yang berlaku di tahun berjalan, kecuali beban penyusutan dan amortisasi terkait aset yang ditranslasikan pada nilai tukar historis. Laba dan rugi translasi langsung dimasukkan ke dalam penerimaan konsolidasi.
            Tidak ada upaya untuk menyesuaikan laporan Icelandic Enterprises dengan inflasi. Manajemen percaya bahwa penyajian ulang terlalu mahal dan subjektif. Manajemen juga menyatakan bahwa translasi laporan IC ke dalam dolar sama dengan memperkirakan pengaruh inflasi. Berikut ini adalah laporan neraca dan laba-rugi komparatif Icelandic Enterprises, beserta indeks nilai tukar dan tingkat harga umum yang relevan.
Diminta:
1. Apa pendapat Anda mengenai kebijakan International Cosmetics berdasarkan laba “tersaji”
JAWAB : (SHELLA)
International Cosmetics menggunakan metode temporal untuk mentanslasikan laporan Icelandic Enterprises  yang dinyatakan dalam krona ke dalam setara dalam dolarnya. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan risiko nilai tukar. Keputusan untuk tidak melakukan translasi ulang oleh manajemen sudah tepat, karena untuk menghindari double dip.
Tanpa penyesuaian yang menutup kerugian, perusahaan tersebut dapat meningkatkan / mengurangi labanya.
2. Apakah pernyataan manajemen bahwa translasi keuangan ke dalam dolar “sama dengan mengira-ngira pengaruh inflasi” sudah benar?
JAWAB :  (JANUAR)
Ya, karena manajemen percaya bahwa penyajian ulang terlalu subjektif dan mahal. Kebijakan tersebut diambil karena dipengaruhi dua pertimbangan utama yaitu inflasi dan devaluasi krona Islandia yang berkelanjutan. Untuk menanganinya, manajemen di AS berusaha untuk menutup kerugian investasi dolarnya di Icelandic Enterprises lewat deviden dolar. Jika deviden tidak dimungkinkan, maka manajer Icelandic Enterprises diminta untuk tetap menyatakan ekuitas awalnya dalam krona Islandia. Persoalan ini muncul karena inflasi lokal memengaruhi nilai tukar yang digunakan dalam translansi secara langsung yang biasa dikenal dengan istilah Double-dip.
3. Perubahan tindakan/kebijakan apa yang anda sarankan berdasarkan angka-angka yang telah disesuaikan dengan inflasi?
JAWAB : (SETELA)
Manajemen dapat melakukan penyajian ulang laporan perusahaan ke dalam setara harga-kini untuk menghasilkan informasi yang relevan dengan keputusan. Karena akan memudahkan investor dalam memperoleh informasi mengenai deviden di masa mendatang.


Minggu, 18 Januari 2015

Tulisan Softskill



Artikel mengenai kasus Pelanggaran Etika Profesi Akuntansi

Rabu, 15 Januari 2014 | 06:05 WIB
Tema : Korupsi

Ratu Atut Kini Tersangka 3 Kasus Korupsi Banten

Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi menerbitkan surat perintah penyidikan baru untuk Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Setalah menjadi tersangka kasus korupsi penanganan sengketa pemilihan kepala daerah Lebak, Banten, dan pengadaan alat kesehatan di Banten, Atut kini dijadikan tersangka gratifikasi.

“Di antaranya dari proyek alat kesehatan di Banten,” kata juru bicara KPK, Johan Budi, Selasa, 14 Januari 2014. Dalam konferensi pers pada Senin lalu, ia menyebutkan penyidik telah menemukan dua bukti permulaan yang cukup.

Berikut penjelasan singkat ketiga kasus yang menjerat Atut itu:

1. Kasus sengketa Pemilukada Lebak, Banten, yang ditangani Mahkamah Konstitusi
Peran: Atut bersama adiknya, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, diduga memberikan suap sebesar Rp 1 miliar kepada Akil Mochtar (kala itu Ketua MK) melalui seorang advokat Susi Tur Andayani, yang juga telah menjadi tersangka kasus yang sama.
Pasal yang menjerat: Pasal 6 ayat 1 huruf a Undang-undang No 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU No 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidan. Dengan ancaman hukuman pidana penjara 3-15 tahun, denda Rp 150-Rp 750 juta.

2. Korupsi pengadaan sarana dan prasarana alat kesehatan Provinsi Banten 2011-2013
Peran: Wakil Ketua KPK, Zulkarnain, mengatakan Atut bertanggung jawab sebagai pengguna anggaran. Wawan juga menjadi tersangka dalam kasus ini. Baca juga: Airin Siap Jika Harta Suaminya Disita.
Pasal yang menjerat: Pasal 2 Ayat 1 dan atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHPidana. Ancaman Pasal 2 adalah pidana penjara 4-20 tahun, dan denda Rp 200 juta-Rp 1 miliar. Sedangkan Pasal 3 pidana penjara selama 1-20 tahun, dan denda Rp 50 juta-Rp 1 miliar.

3. Penerimaan gratifikasi atau pemerasan
Peran: Belum dijelaskan. Namun, juru bicara KPK Johan Budi S.P. saat jumpa pers mengatakan penetapan ini merupakan hasil pengembangan penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan di Provinsi Banten pada 2011-2013.
Pasal yang dijeratkan: Pasal 12 huruf e atau Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 5 Ayat 2 atau Pasal 11 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP. Ancaman Pasal 12 adalah 4-20 tahun penjara, dan Rp 200 juta-Rp 1 miliar. Sedangkan Pasal 5 dan Pasal 11 adalah pidana penjara selama 1-5 tahun, dan denda Rp 50-Rp 250 juta.
Pembahasan :
1.      Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Namun dalam kasus ini RA di duga telah melakukan kasus korupsi Banten.
2.      Kepentingan Publik
Setiap Anggota senantiasa menunjukkan komitmen dan profesionalisme dalam pekerjaan yang di lakukannya. Tetapi dalam kasus RA tidak melakukan pekerjaannya secara profesional dan telah melakukan korupsi demi mementingkan kepentingan sendiri bukan kepentingan publik.
3.      Intergitas
Untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi-tingginya. Sudah terlihat dengan terjadinya korupsi atas  korupsi penanganan sengketa pemilihan kepala daerah Lebak, Banten ini bahwa RA tidak memenuhi tanggung jawabnya dan tidak memiliki integritas yang baik.
4.      Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Dalam kasus ini RA telah terbentur dengan kepentingannya sendiri seakan lupa dengan kewajibannya yang harus bertanggungjawab dan profesional dalam pekerjaannya.
5.      Kompentesi dan kehati-hatian profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.
6.      Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Prilaku RA dalam kasus ini tidak menunjukan prilaku profesional karena telah menyalahgunakan wewenangnya.
7.      Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. RA tidak mengikuti undang-undang yang berlaku sehingga tidak menunjukkan sikap profesionalnya sesuai standar teknis dan standar profesional yang relevan.

Sumber :